Salah satu kendala UMKM produsen
dalam alih teknologi digital adalah terkurasnya waktu mereka untuk menggawangi
produksi dan pemasaran offline, sehingga memiliki keterbatasan waktu untuk
belajar tentang seluk-beluk pemasaran digital. Padahal aplikasi-aplikasi digital berfungsi
untuk membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien.
Melihat kondisi demikian, Anita
D. Yuniartika, fasilitator yang bertugas di Ternate Utara memilih untuk bertamu
door-to-door ke lokasi bisnis peserta, saat PPKM
sudah dilonggarkan, dan sudah diizinkan oleh pemerintah setempat. Tentunya hal
ini dilaksanakan dengan memperhatikan Protokol Kesehatan Covid-19 dengan ketat.
Disamping kendala waktu, masih
ada kendala lain seperti masalah jaringan dan gadget milik peserta
yang kurang memadai. Untuk
memudahkan penyampaian materi
pendampingan, maka para
fasilitator diperbolehkan melakukan pendampingan praktek langsung. Dengan praktek langsung ini, maka kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat pendampingan dapat
cepat teratasi.
“Kami fasilitator di Maluku Utara memutuskan untuk melakukan
pelatihan door to door. Kami
mendatangi rumah atau tempat usaha UMKM, lalu kemudian melakukan pendampingan secara langsung”, ungkap
Anita.
Menurut Anita, antusiasme peserta sangat tinggi
untuk mengenal pemasaran secara online. Materi-materinya tepat guna. Pengenalan tentang
aplikasi-aplikasi digital
dalam pendampingan Active Selling dapat mempermudah proses bisnis dari para pelaku UMKM.
Misalnya saja dalam penggunaan aplikasi agregator,
dimana dalam sekali upload produk, maka bisa muncul di berbagai akun
toko online atau marketplace yang dimiliki. Urusan stocklist pun tertangani dengan baik. Atau aplikasi Point of Sales (POS), sebagai aplikasi kasir yang sudah dilengkapi
dengan catatan pembukuan, arus kas, dan perhitungan Harga
Pokok Penjualan (HPP).
“Sekarang peserta belum familiar,
tapi dengan kemauan para pelaku
UMKM dalam
mengadopsi aplikasi-aplikasi digital, saya yakin nantinya bekal yang diperoleh dari program pendampingan
ini akan bermanfaat secara maksimal,” lanjut Anita.
Jika kegiatan ini akan
dilanjutkan kembali untuk menyasar UMKM-UMKM yang belum terjaring oleh Program Active Seling
2021, maka Anita berharap bahwa para fasilitator
jumlahnya ditambah agar
dapat menjangkau lebih banyak peserta.
“Harapan saya agar program ini
selalu ada tiap tahunnya, dan mungkin fasilitator harus ditambah jumlahnya, agar jangkauan kita semakin
luas. Sangat banyak UMKM yang
membutuhkan program seperti ini,” tutup Anita.
I Nyoman Adhiarna, Direktur
Ekonomi Digital Kementerian Kominfo mengapresiasi para fasilitator yang
bersemangat seperti Anita dan timnya. Beliau mengucapkan terima kasih kepada para fasilitator yang tak
lelah melatih dan mendampingi
para peserta baik online maupun offline.
“Fasilitator adalah mata, tangan,
dan kaki kami. Terimakasih karena selalu semangat dalam menjangkau para peserta
hingga ke tempat-tempat yang jauh. Semoga dari pelatihan ini, para pelaku UMKM
dapat berbagi ilmu kepada UMKM lainnya sehingga ilmu yang didapat dari Program Active
Selling dapat tersampaikan
dari mulut ke mulut, ” kata Nyoman.
Program Active Selling 2021
menyasar 26.000 UMKM produsen sektor pengolahan masing-masing
di sepuluh Kawasan
Wisata Prioritas. Kegiatan pendampingan
digelar selama bulan Juli hingga Desember 2021, dengan melibatkan sejumlah fasilitator
yang telah diseleksi dan diberikan pembekalan. Materi yang disampaikan adalah optimlisasi
media sosial dan marketplace, serta penggunaan berbagai
aplikasi-aplikasi digital.